Showing posts with label life. Show all posts
Showing posts with label life. Show all posts

Thursday, December 31, 2020

Bahaya Ibu Akhir Zaman

Kadang-kadang saya terfikir, macam mana kalau sebenarnya Allah dulukan Ibu BUKAN sebab keperitan dan susah payah menjadi ibu. Bagaimana kalau sebenarnya Allah lebih mengetahui yang melayan Ibu ni sebenarnya 3 kali ganda lagi sulit dari melayan Ayah.

Bagaimana pula kalau Allah lebih tahu yang Ibu boleh jadi 3 kali lebih cerewet dari Ayah.

Bagaimana pula kalau Allah lebih tahu yang Ibu ni adalah sejenis spesis yang tersangatlah sensitif jadi, kesensitifannya adalah 3 kali lebih ganda dari Ayah, jadi Rasul dah pesan, layanlah Ibu, Ibu, Ibu dan barulah Ayah.

Sebenarnya menjadi Ibu ni kalau tak pandai, akan menjadi perangkap yang menjerat diri sendiri. Ramai sangat Ustaz yang berpesan pada 'anak-anak' derhaka, agar jangan mudah lupakan tanggungjawab. Tapi tak kurang juga drama yang menonjolkan sikap Ibu yang mendesak anak-anak mentaatinya sehingga kelihatan macam veto power nya lebih besar dari Allah. Yelah, Allah dah kata, anak lelaki boleh pilih jodoh sendiri tapi kalau Ibu pengantin lelaki, ada sahajan yang mengizinkan calon jika calon wanita itu memenuhi kehendak dia. Seolah-olah dia yang akan hidup bersama pasangan anaknya itu,

Tak kurang pula Ibu yang tak berkenan dengan calon menantu sampai tak teragak-agak mencarikan calon lain pula. Memanglah drama tapi tidak hairan kalau drama itu berdasarkan kehidupan. Mesti ada yang jadi, takkan pula ada orang membuat cerita fantasi semata-mata.

Saya sebagai seorang Ibu, ingin menegur diri saya sendiri dan kalian, bahawa cabaran menjadi Ibu ni memang bukan lah suatu yang senang tapi jangan sampai menggunakan kuasa atau 'keistimewaan' yang pada hakikatnya mampu membuatkan kita menjadi seorang veto dan pembuli. 

Jangan lupa yang kita sebagai Ibu akan juga disoal jika kita membuatkan hidup anak-anak kita merana. Jangan sekali-kali rasa yang Anak terpaksa taat atas dasar agama sampaikan kita boleh buat dan cakap apa sahaja yang kita suka. Dan jangan 'claim' Anak-anak itu derhaka jika kita sendiri yang mencabar dan menjuruskan mereka untuk jadi derhaka. 

Di padang mahsyar nanti, semua akan mula menuding jari demi mengutip pahala agar kita tak terjerumus ke neraka. Jangan sampai Anak-anak menuding jari mengutip balik apa sahaja hak mereka.

Teringat saya pada satu Ustazah yang cakap Anak tidak berhak untuk berkecil hati dengan Ibu mereka. Tapi bagaimana pula dengan Ibu-ibu yang membuang bayi mereka sendiri, mendera atau membiarkan pasangan mereka mendera Anak-anak sendiri demi sebuah cinta yang tak berapa nak ada. Saya berhenti di sini. Fikir-fikirkan dan muhasabah diri. 




Your Mother by Yusuf Islam


Share/Bookmark

2020's Gone in a Blink

 Goodbye 2020. It's the fastest year in history. I still remember when we were in college, we chuckled thinking that we were going to be 46 in 2020. The hype was Wawasan 2020. That was the reason why we calculated how old we were going to be. 

Well yesterday was the last day in 2020 which I literally think had passed in a blink. If I look back, I wonder if I ever achieved anything in 2020.


  • Setting up (partially) my home spa. (my biggest achievement yet so far)
  • Resetting my home baking area
  • Tolerating my washing machine though it involved a lot of swearing 
  • Making my first video on youtube
  • Deciding to do something I didn't want to but I had to do which I haven't done yet which is going to be my new career and finally submitting to the bigger force as this might be what He wants me to do.
  • Letting go of the toxic people in my life (except myself as this year I realised that I can be as toxic as the toxic people in my life).
  • Moving on from the toxic environment as well as the people themselves
  • Braving myself on 3 stroke clients for massage
Wow, that's quite a list. Of course, there are more if I scrutinise but hey.. bring it ON 2020!
May this year is the magical year!

 


Share/Bookmark

Wednesday, October 7, 2020

Zaman Semua Kena Kecam

Bila bukak facebook, pergghh komen kebanyakkannya komen kecam. Tuan tanah mengadu nasib; KECAM, tuan tanah share posting; KECAM.. tak kena sikit; KECAM, share makan2 pinggan cantik; KECAM.

    Pendek kata, semua pun nak KECAM. Persoalannya, kenapa ya? Betul ke memang nak kecam tuan tanah, atau sebenarnya hidup tu serabut dan cari peluang untuk lepaskan geram. Paling best, letak nama ntah apa2, gambar profil pun entah apa2, seolah2 macam akaun tu dibuat hanya untuk membeli peluang dia mengecam tanpa dikenali identiti. 

    Zaman dah berubah.  Dulu, hidup tak se'stress' ini. Kebahagiaan pun dikecapi sendiri2, tak tahu orang lain hidup macam mana jadi kurang sikit nak banding2 dengan orang lain. Sekarang ni, dah jadi budaya 'share', kita pun tak rasa apa2 bila orang 'share'. Malah, orang yang positif, rasa terhibur pulak tengok kemewahan dan keindahan kehidupan orang lain. Kalau orang 'share' posting pasa bercuti, kita pun tumpang gembira sebab kita pun tak pernah sampai, dapat jugak tengok tempat2 lain melalui mata orang lain. Tapi kalau orang yang negatif, posting tersebut akan mendatangkan hasad dengki. 

Zaman dulu mana ada laman sosial. Kehidupan lebih simple. Kalau nak tengok kehidupan dulu2 simple ke tidak, tengok sahaja lirik lagu orang dulu2. Tengok sahaja lirik lagu Bumiputra Rockers ni.


Aku Hanya Serangga

Mengapa aku
Tak dapat melupakanmu
Antara perjalanan
Suci menangkap waktu
Membuat aku rindu
Membuat aku rindu
Bukannya aku
Tewas dalam perjuangan
Membelai impian
Sebentar tadi aku
Lihat sinar matamu
Lihat sinar matamu
Meronai garis-garis kesetiaan
Semakin kelam dan amat panjang
Bagaimana aku hendak melupakanmu
Dalam keheningan pagi sering bertemu
Untuk esok biarlah ia berlalu
Lantas membuang mata fikirku
Dalam kenangan begitu payah melupakanmu
Mungkin untuk selama-lamanya
Meronai garis-garis kesetiaan
Semakin kelam dan amat panjang
Bagaimana aku hendak melupakanmu
Dalam keheningan

Walhal, lagu ni, lagu orang frust bercinta, walaupun simple, agak 'poetic'. Kalau dulu lagi sebelum zaman 80an, lagu laagi simple, cerita tentang hujan, mentari. Ha.. sebab tu dulu tak ada road bully sangat, traffic jam sampai berejam. Kalau boleh, siapa nak hidup tahun dulu-dulu yang lebih simple?


Sayaaaa!!! 



Share/Bookmark

Monday, September 14, 2020

Abang Rasa tak Macam Mana yang Ain Rasa?

 Malam tadi, tangok cerita Immortal Songs, tengok2 Fauzi Marzuki. Memang melekat lah mata di tv. Gila nervous kot org nak perform depan komposer lagu tu sendiri. Semua nampak cuak nak perform. Santai je Fauzi Marzuki beri komen ikhlas tanpa sentap. Susah nak dapat skill tu wehhh...

Anyways, memang tak boleh move on lagi persembahan Azmi Saat (Azmi Caliph Busker). Terserlah keikhlasannya, feeling memang sampai dan sangat terasa di hati.  Tetiba rasa caiyaq maiyaq.. Masyaallah.. 


Bukan senang nak perform tau, nampak tangan dia menggeletar tapi serious tak tipu, goosebump all the way. Azmi memang layan lagu tu macam lagu dia sendiri. Dia punya belting skill memang tak boleh nak bincang eh! Sila dengar and melt to da ground kay! Enjoy... 


Share/Bookmark

Monday, January 13, 2020

How Well do you Take your Path?

Every day we will recite, Ihdinassirothol mustaqiim (guide me to the right path), and yet, sometimes we question the path that Allah chooses for us. I guess, it is easier to accept the path we "fail",  that is when we believe that He decides and fated everything.

The problem is when your plans seem to take place the way you planned it. I think, it is a bigger trap than failing. You see, when you succeed in your life, you do have a tendency to believe that it is because you planned it well.

The truth is, those who "fail", or it's better to say, those who seem like "failing" normally plan. It's not like they plan to fail, but more like a bigger source has changed the "route" of the plan.

to be continued...

#irony
Share/Bookmark

Wednesday, October 3, 2018

Do you Really Listen?

When we care about someone, we really think that we have the right to know every detail in that person's life especially when it involves huge decisions. Sometimes, we were not updated on the things and we get upset because we thought we deserve to know.

However, have you ever thought why people stop telling you about their life?

Try to imagine this. Someone you care most is telling you about issues at his workplace. Do you a) listen and try to figure out what happened? b) focus on his inner feelings about what is happening c) do you try to think how you can help?

Immediately after he told you everything, do you a) agree with whatever he says b) knows exactly what happens because you know him too well c) try to give solution or tips on how to solve the problem.

Most of the time, when people are sharing their problem, they are not that much concerned about how to deal with the problem. Imagine this. You have just told your friend about an issue you have at your office. Immediately after telling him, even before your friend comment on it, how do you feel? Relieved? Do you feel like the burden on your shoulder is a bit lighter?

Then, when your friend opens his mouth to comment. Depending on how your friend responded to your story, you will sometimes feel relieved that you have someone holding your back and sometimes you might feel unsatisfied as the solution that he gives is not what you expected. 

When you tell someone, it is more like getting if off your chest because it burdens you. 

So, why do you think people stopped telling you their issues?

Is it because you come to conclusion? Is it because without giving the opportunity to let them tell you their side  of their story, you have already 'know'. Or is it because you seem to miss some important points because you just hear what you want to hear.
Share/Bookmark

Tuesday, September 13, 2016

Kenapa Menantu dan Mertua Kurang Ketat?

Rasulullah dah kata, Didiklah anak mengikut zamannya. Rasanya itulah sebabnya menantu dan mertua agak sukar untuk berbaik-baik. Bukanlah selama-lamanya, tetapi kenapa pada awalnya agak sukar nak 'fit in'. Okaylah, kita bagi disclaimer ek, ini tips untuk mereka yang bakal-bakal menerima menantu, bukan untuk perhubungan dengan mertua terutama kalau dah lebih dari 5 tahun kahwin. Karang ada pulak yang kata, "I okay je dengan mertua".

Anyway, meh nak cerita, satu hari tu kami balik kampung, singgah lah ke RnR. Masa tu mak mertua pun ikut sekali. Disebabkan masa tu kami berpecah sebab mak nak pergi solat dan saya nak ke bilik air, dari jauh, saya bagitau mak takut mak cari. Mak angguk-angguk dan pusing sambil terlanggar seorang gadis remaja yang sangat cute. Serius comel sangat dengan make up anak patung, spek ala Korea dan tudung shawl yang sangat menawan. Pendek kata, sedap mata memandang macam artis comel yang selalu kita tengok kat drama-drama melayu. Alih-alih, sejurus selepas mak terlanggar dia, dia terus menggenggam kedua-dua tangannya yang comel ke pipi sebab geram sangat dia dilanggar mak, lalu menghentak-hentak kaki.. Aikk? Memang macam tu ke caranya kalau geram, dah nampak macam kartun la pulak.

Tiba-tiba masa beratur di bilik air, berdiri pulak di sebelah dia, lantas saya pun memohon maaf sebab mak terlanggar. Dia terus tersenyum manja. Okay, that's weird. Sebab macam psycho la pulak. Tapi dipendekkan cerita, sepanjang perjalanan balik, mulalah terfikir. Rasanya anak comel tu belasan tahun, lebih kurang baya anak saya. Maknanya kalau jadi menantu, macam tu lah gayanya. Terbayang pulak saya memasak dengan dia di dapur, kalau ditegur, agaknya macam manalah gayanya.

Padanlah mak mertua dulu pun masa mula-mula kahwin, bila di dapur, agak kekok gayanya nak suruh saya potong itu ini. Jawabnya kalau saya tanya, potonglah kot mana pun. Mestilah zaman saya berbeza dengan zaman dia dan zaman mak pulak sudah tentunya berbeza dengan zaman mak mertuanya. Zaman berubah, gaya dan fesyen pun berubah. Mak kalau pergi ke pasar, pasti berbaju kurung. Saya pulak kalau ke pasar, pakai seluar yang paling lusuh sebab malas nak kotorkan seluar jalan. Kalau cedok nasi, ada bekasnya. Saya pulak angkut periuk nasi ke depan. Mak saya pun bawak nasi dalam bekas tapi saya pulak rasa macam malas nak cuci bekas.

Agaknya, masa mula-mula kahwin, mak rasa tak saya ni macam psycho atau pelik atau lain macam. Yelah, sementara nak kenal. Pastinya mak akan 'expect' menantu dia berperangai seperti dia dengan mertuanya, rupanya zaman dah berubah, jadi menantu dia berbeza. Ditambah pula menantu yang mempunyai adab dan 'culture' keluarganya sendiri.

Sejujurnya, bukan senang nak 'fit in' budaya keluarga lain sebab setiap keluarga mempunyai budayanya sendiri tapi saya bukan nak kritik mak mertua cuma tinggal lagi, apabila saya mengimbau balik kenangan saya sebagai menantu ketika masih baru, saya mungkin akan memahami menantu saya bila tiba saatnya nanti.

Harapnya, bila kita dah bermenantu nanti, jangan lupa betapa janggalnya kita di rumah keluarga baru yang memang berbeza dengan keadaan di rumah sendiri. Pejam celik je lagi.. bertambah-tambahlah meriahnya nanti.
Share/Bookmark

Sunday, September 4, 2016

More Memory Trigger

Now now now.. let's talk about your memory trigger. When I read back my previous posting on Memory Trigger, I got frustrated on how short it was. So, I decided to write another entry on memory trigger, only it's different. Let me just write down some of the memory trigger that I have and see how you can relate it as your own memory trigger.. Let's go..

1. The smell of grass at waterfalls. (bau hutan gitu).

2. The smell of rain.

3. The sound of waves crushing the beach.

4. Rainbow

5. Chipsmore cookies

6. Kuih Bingka (this is not a memory trigger for me but I just baked one yesterday hahaha)

7. The coldness of the water from well.

8. Air Zam zam

9. The smell of bunga api.

and finally...

10. Genting Highland.

Good luck, guys.. 




Share/Bookmark

Saturday, January 3, 2015

Me Being Forgetful: Sign of Ageing?

I realize a few years back, I was becoming more and more forgetful. I couldn't find things, forgetting where I put my stuff even immediately after I put them away. It was stressful. A lot of time I walked into the pantry forgetting what I wanted to take. I had to go back to where I stood when I decided to take the stuff just to remember what I needed.

It was like a slap on my face when, I went to my kids' school canteen for our usual mini mommy gathering, something happened. There was one lady who I never saw before and I just blurted out that I was being forgetful. Seems that she is an ustazah teaching Quran. She casually told me "Kurang Baca Quran tu. Baca Quran lebih sikit (You need to read more Quran)". I was walking to the counter to make my payment that I stopped.

I was thinking "How did she know that (I haven't been reading Al Quran)?" Which was true. I seldom read Al Quran except during the beginning of Ramadhan. But is it related? I heard that reading Al Quran will link all the brain cell just like what Anmum said. Wow!

Anyway, it's not only things. Even files that I will go unfinished and I tend to do things again and again. Photos are sorted again and again (I knew that when I open Picasa hehe). I think I just have to reorganize and get things back on track before it gets worse!
Share/Bookmark
Related Posts with Thumbnails